A Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila. Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila sesuai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang tersedia di semua jenjang Pendidikan. Mulai dari SD sampai SMA dapat kita temukan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bahkan sampai tingkat Bangku Kuliah pun juga menyediakan Mata kuliah Kewarganegaraan. Namun di beberapa Universitas mengganti mata kuliah Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Pancasila. Akan tetapi keduanya tetap sama yaitu membahas tentang hidup berbangsa dan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan materi yang sanngat penting untuk di pelajari oleh setiap orang seperti yang sudah dijelaskan materi ini tetap ada dari jenjang Sekolah Dasar hingga di bangku perkuliahan. Akan tetapi dari pengalaman pribadi soal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sendiri sangat sering di anggap sepele oleh para siswa dan masyarakat awam sehingga menurunnya pengetahuan tentang aturan-aturan dasar kewarfganegaraan yang sebenarnya sangat penting untuk ini bukan hanya kurangnya kesadaran tetapi juga karena materi ini belum menjadi materi prioritas di dalam pendidikan. Hal ini karena dibeberapa universitas hanya memberikan alokasi waktu yang masih minim setiap minggunya. Kebanyakan tingkat sekolah atau Universitas hanya memberikan waktu antara satu sampai dua jam pelajaran setiap minggunya untuk Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sehingga hal ini sangat tidak efektif untuk memberikan pengetahuan kewarganegaraan secara optimal kepada peserta didik. Di samping itu, tingkat pemahaman peserta didik pun patut dipertanyakan dengan hanya mengikuti pendidikan yang sangat singkat tersebut. Dibalik kurangnya kesadaran dan pentingnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ada beberapa materi yang sangat penting untuk dipelajari. Beberapa hal yang menjadi dasar pentingnya pendidikan kewarganegaraan di antaranya adalah Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk mengenal aturan dasar kewarganegaraan. Hal ini khususnya terkait hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu media untuk mengajarkan kehidupan politik kepada siswa. Siswa dikenalkan sistem politik tanpa harus terlibat langsung dalam kegiatan politik siswa untuk lebih memiliki toleransi dan tenggang rasa terhadap sesama manusia yang berada dalam satu negara yang sama. Karena di Indonesia sendiri sangat banyak ragam suku, ras, dan budaya sehingga materi ini menjadi sangat Pancasila dan Kewarganegaraan memberikan pengetahuan pada siswa tentang peraturan Negara yang mengikat agar para siswa bisa hidup dalam aturan hukum yang Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan sarana untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air pada siswa. Dengan demikian, diharapkan rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan melalui pelajaran ini. Pada intinya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangat penting baik bagi siswa maupun bagi maasyarakat awam sekalipun. Karena dengan mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadikan bangsa Indonesia lebih maju karena mengetahui aturan-aturan dasar Negara ini serta norma-norma yang berlaku di Negara Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan dapat menciptakan insan yang bermental cerdas dan bertanggung jawab disertai perilaku yangBeriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah pekerti luhur dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga profesional yang dijiwai oleh kesadaran BelaNegara. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Hasilpenelitian menunjukan bahwa siswa Sekolah Dasar sudah mengetahui dan dapat memahami komponen-komponen dalam hidup berbangsa dan bernegara. Diantarannya menaati norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, melakukan sikap positif terhadap makna dan nilai proklamasi, uapaya perlindungan dan penegakan hak Kesadaran berbangsa dan bernegara adalah sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia. Kesadaran berbangsa dan bernegara perlu ditanamkan sedari masih kanak-kanak sejak dari bangku sekolah dasar. Kesadaran ini perlu ditanamkan, ditengah derasnya pengaruh globalisasi dan modernisasi yang tak bisa dihindarkan. Di era globalisasi ini dimana informasi melintas tanpa batas, banyak tantangan memang bagi negeri kita. Namun kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya. Bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain. Baca Juga 5 Arti Penting Persatuan dan Kesatuan bagi Bangsa Indonesia Cara Menumbuhkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Agar tumbuh kesadaran berbangsa dan bernegara, secara rutin perlu dilakukan kegiatan-kegiatan bersama dengan anggota pelajar dan siswa masyarakat. Berikut ini , 3 cara untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara Aktif mengikuti gerakan Pramuka Kegiatan pramuka di sekolah dan masyarakat, mengajarkan siswa untuk mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila Persatuan Indonesia’. Gerakan Pramuka, juga menjadi contoh perilaku yang menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan. Gerakan pramuka juga mengajarkan berbagai kegiatan untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Generasi muda, wajib menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa tanpa memandang suku, agama, dan ras. Contoh kegiatan Pramuka yang memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa adalah perkemahan Sabtu-Minggu Persami. Secara nasional, juga diadakan perkemahan Pramuka secara nasional yang diisi berbagai kegiatan untuk memupuk cinta tanah air. Mengembangkan wawasan nusantara Melalui wawasan nusantara, Bangsa Indonesia ditempatkan dalam kerangka satu kesatuan politik, sosial, budaya, serta pertahanan keamanan. Dengan begitu, Bangsa Indonesia akan merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta memiliki satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional. Donor darah sebagai sikap rela berkoban dan kesadaran berbangsa Cara menumbuhkan kesdaran sebagai masyarakat dan warga negara yang baik adalah melalui donor darah melalui Palang Merah Indonesia PMI. Dengan menjadi donor darah, langsung ke PMI atau melalui kegiatan sosial pengambilan darah maka akan membantu sesama yang membutuhkan sekaligus mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata. Donor darah, adalah tindakan pengambilan darah dengan volume tertentu melalui pembuluh darah. Darah kemudian diproses oleh PMI untuk dkemudian digunakan sebagai pengganti darah kepada orang yang membutuhkan. Aktivitas donor darah merupakan kewajiban setiap masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap orang lain. Dengan mendonorkan darah, berarti mengamalkan Pancasila, khususnya sila kedua dengan mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Hadapi Pandemi COVID-19 Penerapan nilai-nilai Pancasila saat hadapi pandemi COVID-19, menjadi daya gerak masyarakat dan pemerintah. Ditengah ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir, penerapan nilai-nilai Pancasila yang menjadi jiwa kepribadian bangsa Indonesia dapat dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila adalah sikap adalah tindakan yang didasari dari pikiran, perasaan yang menjiwai Pancasila sebagai ideologi persatuan. Sikap ini, diterapkan di keluarga, sekolah, masyarakat hingga pergaulan internasional dengan warga negara lainnya. Pancasila dalam kehidupan berbangsa sehari-hari, berfungsi dan berperan sebagai dasar negara sekaligus menjadi ideologi persatuan bangsa. Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Contoh adalah gotong royong saat pandemi Covid-19 ini dapat ditemui disekitar kita. Mulai dari kegiatan pembagian bahan makanan gratis, saling menjaga saat ada tetangga yang keluarganya terdampak dan berbagai hal lain sebagai contoh penerapan nilai-nilai Pancasila saat hadapi pandemi . Saat pandemi, kegiatan yang mengumpulkan orang dibatasi. Pasar, pusat perbelanjaan bahkan sekolah kegiatannya dibatasi agar tidak terjadi kontak fisik untuk mencegah penyebaran virus yang belum ditemukan vaksinnya. Dengan dibatasinya pasar, maka kegiatan ekonomi sebagian orang akan terhenti. Otomatis, tidak ada pemasukan uang dan penghasilan menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, dibutuhkan saling bantu antar sesama anggota masyarakat. Dengan gotong royong, maka beban akan terbantu menjadi ringan. Baca Juga Cara Menjalin Keberagaman Indonesia Antar Masyarakat Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Sekaligus merupakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Sebagai negara Pancasila, keberagaman bukanlah penghalang untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Gotong royong muncul dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan timbulnya semangat kebersamaan, tidak ada paksaan, atau muncul karena adanya kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi melalui rasa memiliki. Gotong-royong muncul atas dorongan dari hati dengan dibarengi kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersamasama, serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian bersama, seperti terkandung dalam istilah Gotong.’ Saat membagi hasil karyanya, masing-masing anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanya masingmasing, seperti tersimpul dalam istilah Royong’. Diskusi, Pertanyaan dan Jawaban Bagaiman pendapatmu tentang tawuran pelajar dikaitkan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara? Perilaku main hakim sendiri dan tawuran jelas bertentangan dengan norma-norma masyarkat dan hukum yang berlaku. Mewujudkan persatuan dan kesatuan kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal apa yang bisa kamu lakukan untuk memperkuat dan menambah rasa cinta terhadap Tanah Air Indonesia? Sikap cinta tanah air adalah suatu perwujudan kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal. Berikut ini adalah contoh-contoh sederhana tentang sikap cinta tanah air Bangga sebagai bangsa Indonesia Bangga sebagai bangsa Indonesia, misalnya dengan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Mencintai kebudayaan Indonesia seperti mengenakan batik dan pakaian adat saat perayaan juga menumbuhkan rasa cinta tanah air. Bangga menggunakan dan mencintai produk buatan Indonesia Menggunakan produk buatan dalam negeri merupakan pernyataan cinta tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri, turut pula membantu perekonomian negara dan membuka lapangan kerja. Mau dan mampu menjaga nama baik Indonesia Apakah kamu pernah bepergian keluar negeri? Jika iya, jaga nama baik Indonesia dengan mematuhi peraturan yang ada. Bila tujuan ke luar negeri untuk berwisata, jangan mengotori tempat wisat dan membuang sampah sembarangan. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku Patuhilah hukum yang berlaku. Misal dengan mematuhi peraturan lalu-lintas saat berkendara. Manggunakan hak pilih saat pemilihan umum Bila kamu sudah memiliki hak pilih, gunakan hak pilihmu saat pemilihan umum untuk memilih kepala daerah, anggota DPR/DPRD dan pemilihan presiden/wakil presiden. Belajar dengan sungguh-sungguh Belajar sungguh-sunggguh di sekolah dan di rumah adalah cara untuk mencinta negeri ini. Mulailah dengan mempelajari hal-hal yang berguna untuk kemajuan dan pembangunan negeri. Merawat dan tidak merusak fasilitas umum Jagalah fasilitas umum seperti halte bus, rambu-rambu lalu-lintas, terminal dan sarana transportasi umum seperti kereta api. Fasilitas umum, dibandung dengan uang pajak warga negara. Peruntukan fasiltas umum adalah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Menjaga kelestarian lingkungan hidup Jagalah pohon dan hutan. Pelihara kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tidak membuang sampah sembaragan Sampah dapat menyebabkan tersumbatnya selokan yang dapat menyebabkan banjir. Sampah juga membawa penyakit yang merugikan manusia. Dengan membuang sampah pada tempatnya, turut menjaga lingkungan dan fasilitas umum.

Langkahbaik ini mendapat sambutan dari Lapas Kelas IIB Purwodadi, dengan dilaksanakan Sosialisasi dan Pembinaan tentang Kepribadian, Kesadaran, serta memiliki Jiwa Kebangsaan dan Loyalitas Kenegaraan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, agar tertanam rasa memiliki dan mencintai negeri. Kegiatan berlangsung di Aula Lapas Purwodadi

Kandangan, Antaranews Kalsel - Badan Penanggulangan Bencana Kesatuan Bangsa dan Politik PB Kesbangpol Kabupaten Hulu Sungai Selatan HSS menggelar Penyuluhan Pendidikan Bela Negara PPBN bagi pelajar SLTA se Kabupaten Hulu Sungai dibuka Wakil Bupati HSS H Ardiansyah di Pendopo Wakil Bupati diikutipelajar dari berbagai SLTA di Pelaksa H Murhan menyatakan, acara PPBN tersebut untuk mendorong dan menumbuhkembangkan sikap seluruh komponen masyarakat agar dapat memaknai lebih mendalam akan hak dan kewajiban sebagai warga tersebut diwujudkan dengan menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan cinta kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasilasebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela Bupati HSS H Ardiansyah dalam kesempatan tersebut berpesan kepada seluruh peserta, agar dapat mengikuti kegiatan dengan sebaik-sebaiknya."Semoga para peserta dapat memperoleh informasi yang akurat tentang pendidikan pengetahuan bela negara sehingga nantinya menjadi pelopor dan penyebar informasi kepada seluruh masyarakat di Kabupaten HSS," harap dia, bela negara merupakan sikap dan perilaku bagaimana mencintai negara sesuai dengan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang syarat-syaratnya diatur dalam spektrum bela negara sangat luas, banyak peran yang bisa dilakukan untuk bela negara."Sebagai pelajar, banyak hal yang sangat sedehana untuk bela negara, misalnya taati peraturan lalu lintas, taat dan patuh kepada orang tua, serta para guru di sekolah," mencontohkan hal yang sederhana, jika semua pelajar pada saat yang bersamaan tidak menaati peraturan lalu lintas saat sedang berada di jalan raya, besar kemungkinan akan terjadi bela negara bagi para pegawai yaitu dengan bekerja sesuai porsi dan tugas masing-masing, selain itu, bertindak dan bersikap sesuai etika dan norma yang hadir, Kepala Badan PB Kesbangpol Kabupaten HSS H M Yusuf Effendy, Kasat Binmas Polres HSS Iptu H M Yusuf, para guru Pendamping Siswa, dan ratusan pelajar dari berbagai SLTA di Kabupaten HSS. BukuSiswa PPKn Kelas 10 Edisi Revisi. Ocean Banana. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMK Kelas X Edisi Revisi 2017. by FORUM GURU MATA PELAJARAN PPKN. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. Buku PPKN Kelas X (New)

ArticlePDF AvailableAbstractTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya Tahun Ajaran 2019/2020. Pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara Di SDN Jagir I/393, Surabaya dilakukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Faktor penghambat pembelajaran membangun kesadaran bernegara Di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah penyiapan pembelajaran, kemampuan mengendalikan kelas dan lingkungan peserta didik. Faktor pendukung pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah curah pendapat antar guru di di SDN Jagir I/393 Surabaya, penyediakan sarana belajar, dan kepemimpinan, kebijakan kepala sekolah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, Februari 2020 p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721 1 Submitted 23/09/2019 Reviewed 28/10/2019 Accepted 18/10/2020 Published 29/02/2020 Membangun Kesadaran Bernegara di Sekolah Dasar Dewi Restiaji1, Meiwatizal Trihastuti2, Yayuk Hidayah3, Lisa Retnasari4 1SDN Jagir I/393, Surabaya 2STKIP Pasundan Cimahi 3,4Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 2meiwatizal ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya Tahun Ajaran 2019/2020. Pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara Di SDN Jagir I/393, Surabaya dilakukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Faktor penghambat pembelajaran membangun kesadaran bernegara Di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah penyiapan pembelajaran, kemampuan mengendalikan kelas dan lingkungan peserta didik. Faktor pendukung pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah curah pendapat antar guru di di SDN Jagir I/393 Surabaya, penyediakan sarana belajar, dan kepemimpinan, kebijakan kepala sekolah. Kata Kunci Kesadaran Bernegara, Sekolah Dasar ABSTRACT The purpose of this study is to investigate efforts to build state awareness in elementary schools. The research methodology uses descriptive qualitative research subjects are students of class VI C SDN Jagir I / 393, Surabaya Academic Year 2019/2020. Retrieval of data using observation, interviews, and documentation. Data analysis using Miles and Huberman is data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the implementation of learning to build state awareness At SDN Jagir I / 393, Surabaya was carried out in the planning, implementation, and evaluation. The inhibiting factors of learning to develop state awareness At SDN Jagir I / 393 Surabaya are the preparation of learning, the ability to control class, and the environment of students. The supporting factors of learning to build state awareness at SDN Jagir I / 393 Surabaya are brainstorming among teachers at SDN Jagir I / 393 Surabaya, providing learning facilities, and leadership, principal school policy. Keywords State Awareness, Elementary School PENDAHULUAN Penelitian ini berkenaan dengan upaya membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar. Kesadaran bernegara pada jenjang Sekolah Dasar menarik untuk di lakukan sebagai tema kajian mengingat posisi strategis pada jenjang Sekolah Dasar bagi peserta didik. Sekolah Dasar adalah penyelenggara program pendidikan bagi anak-anak berusia 6-12 tahun Suharjo, 2006. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional di jelaskan bahwa “jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah jenis pendidikan formal untuk peserta didik usia 7 sampai 18 tahun dan merupakan persyaratan dasar bagi pendidikan yang lebih tinggi”. Pendidikan adalah salah satu usaha sistematis dalam memberikan pembelajaran guna dalam mewujudkan manusia yang memiki kecerdasan yang bermanfaat bagi kehidupannya. Pendidikan ialah bagian dari kehidupan manusia sebagai usaha dalam memanusiakan manusia Sudjana, 1987. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Isi Pendidikan Dasar dan Menengah terdapat Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 2 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 beberapa kompetensi inti tingkat pendidikan dasar di antaranya pengetahuan dan keterampilan. Adapun cakupan dalam kompetensi pengetahuan adalah pemahaman faktual, dan cakupan dalam kompetensi keterampilan adalah keterampilan berfikir dan bertindak. Kesadaran bernegara adalah sikap yang sesuai dengan kepribadian bangsa yang kemudian menjadi pengharapan dari cita-cita tujuan negara. Sebagai bangsa Indonesia suatu keniscayaan yang eksistensi dan perkembangan berlandaskan nilai kebangsaan yang sangat tinggi yakni Pancasila. Namun kenyataan di lapangan masih banyak fenomena di masyarakat yang tidak mencerminkan nilai kebangsaan, sehingga menimbulkan konflik sosial kultur. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pendidikan nilai sebagai sarana pedagogis sosio-kultural yang sistematis untuk membangun karakter bangsa. Pasal 31 ayat 3 berbunyi “pemerintah mengusahakan, menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang”. Dengan kata lain warga negara Indonesia seharusnya mengembangkan diri menjadi individu yang cerdas pikiran, perasaan dan perilakunya dengan pendidikan yang tidak lepas dari kebudayaan yang mengantarkan menjadi manusia yang memiliki kesadaran bangsa Winataputra & Budimansyah., 2017 Membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar di rasa tepat, mengingat perkembangan siswa Sekolah Dasar umumnya berada dalam tahapan operasioal konkret. Pada taraf konkret, siswa hanya mampu memecahkan masalah yang di hadapinya secara langsung. Ia belum melihat adanya alternatif dalam memecahkan suatu masalah 1982. Membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar adalah bagian dari peneguhan Pendidikan Karakter pada Sekolah Dasar. Pendidikan karakter pada sekolah dasar menjadi kesempatan strategis dalam membelajarkan siswa mengenai karakter Hidayah, Suyitno, Retansari, & Ulfah, 2018. Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 57 Tahun 2014 mata pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan merupakan kelompok mata pelajaran A yaitu mata pelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan sikap, kompetensi pengetahuan peserta didik Sekolah Dasar. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan masuk dalam kelompok mata pelajaran A sesuai dengan tujuan pendidikan Kewarganegaraan yaitu sebagai mata pelajaran yang mempunyai visi untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang mempunyai kesadaran bernegara. Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses untuk menyiapkan generasi yang mengetahui tanggung jawabnya sebagai warga negara Winataputra & Budimansyah, 2012. Fokus, isi, dan proses pendidikan dari civic education adalah proses dari pemahaman, penghayatan dari pelaksanaan cita-cita prinsip demokrasi konstitusional Winataputra & Budimansyah, 2012. Penelitian terdahulu mengenai kesadaran bernegara di Sekolah Dasar yang telah dilakukan antara lain. Penelitian pengaruh program berbasis praktik kesadaran terhadap 64 anak-anak kelas dua dan tiga usia 7-9 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah program di laksanakan selama 30 menit, dua kali per minggu, selama 8 minggu para guru melaporkan bahwa terdapat perubahan perbaikan dalam perilaku anak. Flook et al., 2010. Penelitian dalam pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar yang menekankan pada rujukan integratif normatif, prosedural, dan kontekstual menghasilkan bahwa rujukan normatif yang dipakai adalah agama 60%, tujuan pendidikan nasional 25%, budaya 10%, dan Pancasila 5%; kedua, rujukan prosedural praktik dalam bentuk doktrin 45%, pembiasaan 37%, keteladanan 11%, pengembangan iklim suasana 5%, pengembangan penalaran dan perasaan 4%, dan partisipatif/kolaboratif 1%; serta ketiga, rujukan kontekstual berupa pengondisian lingkungan sekolah 56%, program khusus 24%, kegiatan keluar sekolah 13%, kerja sama orang tua 4%, dan upaya preventif 3%. Niron, Budiningsih, & Pujiriyanto, 2013. Dunia pendidikan tidak hanya sekedar menunjukan pengetahuan moral, tetapi juga menyadarkan dan melakukan tindakan moral Sudrajat, 2011. Penting kiranya pendidikan karakter dilakukan sejak dini, sehingga mampu mencetak insan yang tidak hanya paham definisi moral, namun juga menjadi manusia yang bermoral. Selain itu penelitian tentang integrasi nilai-nilai karakter bangsa pada kegiatan pembelajaran menunjukan bahwa integrasi nilai-nilai karakter bangsa dapat dilakukan pada mata pelajaran untuk menyiapkan peserta didik dalam pengaplikasian nilai karakter dalam kehidupan Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 3 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 sehari-hari. Adapun tahap dalam kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti dan penutup. Setiap tahap pembelajaran, terdapat proses aktualisasi nilai-nilai karakter bangsa. Pihak sekolah, guru, dan orang tua bersinergi membentuk iklim yang mendukung sebagai pengejawantahan dari nilai karakter bangsa peserta didik dalam praktiknya Anik, 2010 Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa terarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Membangun Kesadaran Bernegara Di Sekolah Dasar”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1 Bagaimana implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya? 2 Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya? Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis adalah mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan ke-SDan. Sementara manfaat secara praktis adalah bagi guru DS, dapat menjadi dasar dalam memberikan pembelajaran membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar dan memberikan gambaran bahwa pendidikan haruslah mampu mendukung usaha meningkatkan civic knowledge yang merupakan salah satu kompetensi warga negara dalam negara demokrasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan penyajian data berupa kata-kata. Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif berdasarkan perilaku yang diamati Moleong, 2000. Peneliti memiliki dua alasan mengapa penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Pertama, kajian penelitian ini merupakan kajian tentang membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar yang dalam penelitian ini mengandung unsur yang kontekstual. Kedua, berdasarkan latar belakang penelitian yang mengandung keterkaitan masalah yang dikaji, peneliti memerlukan adaptasi terhadap perubahan situasi yang terjadi di lapangan. Lokasi penelitian di lakukan di lingkungan SDN Jagir I/393, Surabaya. Penelitian dilakukan selama bulan Juli 2019-September 2019. Peneliti menggunakan purpose sampling dengan pertimbangan efisiensi informasi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas VI C SDN Jagir I/393, dan siswa kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara struktur, observasi dan dokumentasi. Tahap penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yaitu, tahap pra penelitian meliputi persiapan yang dilakukan peneliti sebelum terjun ke lapangan. Tahap pelaksanaan meliputi mengumpulkan data dari responden sebagai subjek penelitian. Tahap penyusunan hasil penelitian, meliputi tahap menyusun hasil penelitian kemudian mempublikasikan dalam bentuk karya ilmiah yang di muat dalam jurnal nasional terindeks atau jurnal internasional yang bereputasi. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi disusun dalam bentuk catatan lapangan dengan didukung data dari dokumentasi kemudian sampai pada titik jenuh hingga tidak ada informasi yang baru. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model dari Miles dan Huberman berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Miles & Huberman, 1992. Peneliti melakukan reduksi data dengan memfokuskan pada hasil penelitian yang di anggap penting yang meliputi proses pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393, Surabaya. Setelah mereduksi data kemudian peneliti melakukan penyajian data berupa mencari penyusunan data yang telah di analisis dalam bentuk paragraf. Selanjutnya setelah reduksi data dan penyajian data, peneliti melakukan penarikan kesimpulan dengan mencari kejelasan data yang telah dianalisis kemudian disusun dalam bentuk kesimpulan singkat mengenai membangun kesadaran bernegara di Sekolah Dasar. HASIL & PEMBAHASAN Implementasi Pembelajaran Membangun Kesadaran Bernegara di SDN Jagir I/393, Surabaya Implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393, Surabaya dalam pembelajaran adalah sebagai upaya dalam memupuk sikap dan perilaku yang berdasarkan nilai-nilai falsafah bangsa sejak dini. Implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 dilakukan dalam strategi pembelajaran yang mencakup aspek Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 4 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam tahapan perencanaan, implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 dilakukan secara eksplisit dalam rencana pembelajaran oleh guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran, kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 dilakukan melalui metode, media dan model pembelajaran dari guru sesuai dengan kurikulum 2013. Dalam evaluasi, pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 adalah dengan memberikan penekanan pada aspek afektif dengan tetap mengemban prinsip-prinsp penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu sahih, objektif, terpadu, adil, transparan, berksinambungan, edukatif, sistematis dan akuntabel. Berdasarkan wawancara terhadap guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya Tahun Ajaran 2019/2020, tahapan perencanaan implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di SDN Jagir I/393 Surabaya dilakukan secara sitematis yang dituangkan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dilengkapi dengan media dan lembar kerja siswa yang mengandung pembelajaran kesadaran bernegara sebagai upaya pengembangan nilai-nilai kesadaran bernegara yang meliputi persatuan dan kesatuan sebagai warga negara Republik Indonesia. Implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan oleh guru didasari dengan kesadaran guru bahwa lingkungan sekolah merupakan bentuk sederhana dari kehidupan bernegara secara luas. Dalam pengimplementasian kesadaran berkonstitusi di lingkungan sekolah, sekolah diibaratkan seperti negara yang sama-sama memiliki peraturan. Peraturan dalam sekolah adalah tata tertib sekolah dan peraturan dalam negara adalah sesuai yang di atur dalam konstitusi Darsono, 2016. Melalui observasi yang peneliti lakukan, implementasi pembelajaran kesadaran bernegara yang dilakukan di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya Tahun Ajaran 2019/2020 terdapat dua hal yang menjadi pokok dalam pencapaian indikator kesadaran bernegara bagi peserta didik. Yaitu penekanan pada sikap peserta didik dan pengenalan kesadaran sebagai warga negara. Indikator sikap peserta didik yang dirumuskan melalui pengembangan keterampilan sikap dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh Wahyuni, Setyosari, & Kuswandi 2016 yang menghasilkan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan kolaborasi tema dan konsep berguna agar anak mudah memahami berdasarkan satu tema yang berisi beberapa mata pelajaran. Dalam implementasi pembelajaran kesadaran bernegara kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya guru melakukan pengenalan dan pengkondisian pembelajaran dengan menerapkan nilai-nilai Pancaila berupa ketuhanan, persatuan, keadilan. Lebih detail dalam pembelajaran tematik yang diakukan guru, guru memberikan konsep yang sesuai dengan tema agar peserta didik mudah dalam memahami. Upaya penekanan sikap peserta didik terhadap kebermaknaan bernegara menjadikan guru melakukan melakukan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam setiap langkah pembelajaran. Dalam kajian Pendidikan Kewarganegaaraan, upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila merupakan bagian dari misi Pendidikan Kewarganegaaraan yang tertuang dalam Permendiknas Tahun 2006 tentang standar Isi Pendidikan Nasional, yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya menciptakan susana pembelajaran kesadaran bernegara dengan penekanan pada sikap peserta didik dapat teridentifikasi dalam tabel 1 berikut ini Tabel 1 Identifikasi pembelajaran kesadaran bernegara dengan penekanan pada sikap peserta didik kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya Guru memberikan pemahaman konsep mengenai persatuan Peserta didik belajar memahami dan menerapkan Pembagian kelompok dalam pembelajaran Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 5 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 nilai-nilai persatuan melalui teman sebaya Guru memberikan pemahaman konsep mengenai kesatuan Peserta didik belajar memahami dan menerapkan nilai-nilai kesatuan melalui pengkondisian kelas dengan mengedepankan pada komunikasi dua arah Penerapan pembelajaran model kooperatif Guru memberikan pemahaman konsep bernegara dengan mengaitkan beberapa konsep dalam mata pelajaran Peserta didik mengikuti pembelajaran Penerapan pembelajaran model terpadu Guru memberikan pemahaman konsep dengan mengajak peserta didik untuk mengekplorasi penemuan baru Peserta didik mengalami makna bernegara Penerapan pembelajaran model penemuan terbimbing Guru memberikan pemahaman konsep secara deduktif Peserta didik mengalami makna bernegara Penerapan pembelajaran model langsung Sumber Data diolah peneliti melalui wawancara, observasi dan dokumentasi Indikator kedua pengenalan kesadaran sebagai warga negara, guru mengembangkan dari peran siswa sebagai warga negara. Tujuan Pendidikan Kewarganegaaraan adalah mendidik siswa untuk menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam kehidupan demokratis Maftuh, 2008. Upaya guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya dalam pengenalan kesadaran sebagai warga negara kepada peserta didik merupakan bagian dalam menyiapkan warga negara yang memiliki nilai-nilai serta memiliki sejumlah kompetensi kewarganegaraan sehingga bermanfaat bagi negara. Pengenalan kesadaran sebagai warga negara Indonesia dimulai dengan memperhatikan kebutuhan strategi pembelajaran yang tepat bagi usia kelas VI Sekolah Dasar. Masitoh 2009 telah menjelaskan beberapa karakteristik cara belajar pada usia dini yaitu 1 melalui bermain, 2 membangun pengetahuan, 3 belajar secara alamiah, 4 pengembangan menarik, fungsional dan bermakna. Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya dalam upaya pembelajaran kesadaran bernegara guru terlebih dahulu memberikan upaya penokohan terhadap peserta didik. Sebagaimana kutipan wawancara berikut ini, “ … dengan upaya penokohan peserta didik akan mulai tahu mengenai posisi yang ada dalam pemerintahan, misalnya saya melakukan pengenalan terhadap presiden, RT, Lurah…” DR, 2019. Guru di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya mempunyai misi untuk membangun character building Indonesia. Guru mengenalkan kepada siswa bahwa mereka merupakan bagian dari warga negara Indonesia dan akan menjadi calon penerus bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai tujuan dalam membangun character building Indonesia yang mencakup 1 kecakapan partisipatif, bertanggung jawab dalam berbangsa, 2 warga negara yang cerdas, kritis, demokratis, 3 mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, kebebasan, persamaan, toleransi dan tanggung jawab A. Ubaedillah, 2015. Kesadaran sebagai warga negara juga diimbangi dengan kehidupan yang penuh dengan perbedaan. Guru di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya membelajarkan toleransi dan tanggung jawab kepada peserta didik melalui ethic berupa sopan santun agar terbentuk sikap yang positif pada diri anak. Guru di kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya mewacanakan kebhinekaan sebagai hakikat dari realitas bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan perbedaan. Adapun alur pembelajaran pengenalan kesadaran sebagai warga negara ada dalam gambar 1 berikut ini Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 6 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 Gambar 1 Pembelajaran pengenalan kesadaran sebagai warga negara Dari gambar 1, dapat di pahami bahwa guru terlebih dahulu memberikan pengertian mengenai kebermaknaan “siapa kita?”. Dalam tahapan ini guru di kelas VI C SDN Jagir I/393, Surabaya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “kita” adalah sebagai warga negara. Setelah peserta didik mengetahui lalu guru memberikan berbagai karakter ke-Iindoesiaan yang menjadi bagian dari identitas Indonesia. Selanjutnya peserta didik di kelas VI C SDN Jagir I/393 memiliki seperangkat bekal dalam kesadaran bernegara. Peserta didik Sekolah Dasar merupakan bagian dari kelompok usia remaja yang merupakan social capital Indonesia Nurhadianto, 2014, dengan demikian kesadaran bernegara sejak peserta didik Sekolah Dasar merupakan bagian dari mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhnya. Dalam kajian yang menekankan pada nasionalisme dalam kesadaran bernegara dan berbudaya, disimpulkan bahwa dalam kehidupan bernegara, keselarasan kesadaran bernegara dan berbudaya merupakan hal yang penting Nugraha, 2018 dalam pembangunan karakter bernegara dengan melibatkan budaya lokal. Penelitian di Kota Gorontalo menghasilkan bahwa budaya Hayula mengandung nilai luhur Pancasila yang bermanfaat bagi pembangunan karakter bangsa Yunus, 2013. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Membangun Kesadaran Bernegara Di SDN Jagir I/393, Surabaya. Implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya tidak telepas dari berbagai tantangan dan hambatan. Berdasarkan wawancara terhadap guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya, hambatan dalam upaya membangun kesadaran bernegara adalah persiapan kebutuhan yang relatif lama. Kemampuan guru dalam mengendalikan semangat peserta didik dan pengaruh lingkungan peserta didik yang kurang mendukung dalam upaya membangun kesadaran bernegara. “… hambatan yang menjadi tantangan dalam membangun kesadaran bernegara bagi saya adalah mengendalikan kelas dan persiapan pembelajaran yang relatif lama. Namun demikian hal ini tidak menjadikan pengimplementasian membangun kesadaran bernegara menjadi terhambat karena kami selalui meminimalisir hambatan tersebut…” DR,2019 Berdasarkan hasil wawancara, guru telah memiliki upaya dalam meminimalisir hambatan pembelajaran membangun kesadaran bernegara. Guru mengupayakan agar pembelajaran membangun kesadaran bernegara tetap konstan dan sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan. Setelah mengetahui tantangan atau penghambat dalam upaya pembelajaran membangun kesadaran bernegara beberapa cara yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain guru kelas VI C SDN Jagir I/393 Surabaya mengadakan curah pendapat dengan antar guru mengenai hambatan upaya pembelajaran membangun kesadaran bernegara. Menyediakan sarana yang mendukung pembelajaran dan kepemimpinan serta kebijakan kepala sekolah dalam upaya pembelajaran membangun kesadaran bernegara. KESIMPULAN & SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1 Implementasi pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya dilakukan secara sistematis dalam rencana pembelajaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 2 Faktor penghambat pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah kebutuhan persiapan pembelajaran yang relatif lama, kemampuan Jurnal Publikasi Pendidikan Volume 10 Nomor 1, 2020 7 Dewi Restiaji1, Yayuk Hidayah2, Lisa Retnasari3. Membangun Kesadaran Bernegara…., halaman 1-7 guru dalam mengendalikan semangat peserta didik dan pengaruh lingkungan peserta didik. Sementara itu faktor pendukung pembelajaran membangun kesadaran bernegara di SDN Jagir I/393 Surabaya adalah curah pendapat antar guru, menyediakan sarana yang mendukung pembelajaran, kepemimpinan serta kebijakan kepala sekolah. Ucapan Terimakasih Peneliti mengucapkan terimakasih kepada SDN Jagir I/393 Surabaya yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini hingga selesai. Terimakasih kepada narasumber yang telah bersedia di wawancarai. DAFTAR PUSTAKA A. Ubaedillah. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan Pancasila demokrasi dan korupsi. Jakarta Media Group. Anik, G. 2010. Integrasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa Pada Kegiatan Pembelajaran. Cakrawala Pendidikan Edisi Khusus Dies Natalis UNY Th. XXIX. Darsono, B. 2016. Menumbuhkan kesadaran berkonstitusi di lingkungan sekolah melalui pendidikan kewarganegaraan. HARMONY, 11, 14–29. Flook, L., Smalley, S. L., Kitil, M. J., Galla, B. M., Kaiser-Greenland, S., Locke, J., … Kasari, C. 2010. Effects of Mindful Awareness Practices on Executive Functions in Elementary School Children. Journal of Applied School Psychology, 261, 70–95. Hidayah, Y., Suyitno, Retansari, L., & Ulfah, N. 2018. Jurnal Iqra’ Kajian Ilmu Pendidikan. Jurnal Iqra’ Kajian Ilmu Pendidikan, 32, 329–344. Niron, C. A., Budiningsih, & Pujiriyanto. 2013. RUJUKAN INTEGRATIF DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR. JURNAL KEPENDIDIKAN, 431, 19–31. Maftuh, B. 2008. Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Nasionalisme Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. EDUCATIONIST, II2. Masitoh, D. 2009. Strategi Pembelajaran TK. Surakarta Universitas Terbuka. Miles, B. M., & Huberman, M. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta UIP. Moleong, J. . 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. 1982. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar – mengajar. Jakarta Bumi Aksara. Nugraha, G. 2018. MENJADI PANCASILA MEMBANGUN INDONESIA Nasionalisme dalam Kesadaran Bernegara dan Berbudaya. In Prosiding Seminar Nasional PPKn 2018 “Seminar Nasional Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Persekolahan dan Kemasyarakatan” Laboratorium PPKn FKIP UNS, 7 Juli 2018 pp. 1–14. Surakarta Laboratorium PPKn FKIP UNS. Nurhadianto. 2014. INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Nurhadianto,. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 232, 44–54. Sudjana, N. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru Offset. Sudrajat, A. 2011. Mengapa Pendidikan Karakter. Yogyakarta FIS UNY. Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.. Wahyuni, H. T., Setyosari, P., & Kuswandi, D. 2016. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD. Edcomtech, 12, 129–136. Winataputra, U. ., & Budimansyah, D. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Pendidikan Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Gagasan, Instrumentasi, dan Praksis. Bandung Widya Aksara Press. Winataputra, U. S., & Budimansyah., D. 2017. Civic Education, Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung UPI. Yunus, R. 2013. TRANSFORMASI NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA Penelitian Studi Kasus Budaya Huyula di Kota Gorontalo. Jurnal Penelitian Pendidikan, 141, 65–77. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

SEMANGATNEWSCOM-Tema dan Materi MPLS 2021/2022 Kali ini berjudul "Kesadaran Berbangsa dan Bernegara".. Tema dan Materi MPLS 2021/2022 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di bawah ini bisa dijadikan referensi bagi Bapak/Ibu Guru. Tema dan materi MPLS "Kesadaran Berbangsa dan Bernegara" juga dapat diperuntukkan bagi orang yang ditunjuk sebagai pemateri pada Masa Pengenalan Lingkungan
khususnyagenerasi penerus yang baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan bagi generasi penerus sangat penting dalam rangka menumbuhkan kesadaran bela negara dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air. Dikarenakan para generasi peneruslah yang akan menjadi para pemimpin bangsa dimasa yang akan datang.
. 166 332 100 21 375 286 25 240

kesadaran berbangsa dan bernegara bagi siswa